RSS

makalah PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN


­­­­PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat, hidayah, serta innayah-Nya sehingga makalah “Macam-macam Asuhan Kebidan” telah selesai dibuat  untuk di presentasikan dan di nilai.. Makalah ini melalui pembimbingan intensif dengan guru pembimbing. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ana Zumrotun Nisak S.SiT selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyelesian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih jauh dari sempurna meskipun sudah diupayakan untuk sempurna. Namun, itulah keterbatasan kami. Oleh karena itu, kritik saran untuk penyempurnaan makalah ini masih sangat kami harapkan. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca khususnya para mahasiswa yang akan melakukan kegiatan penyusunan makalah.
             



                                        Kudus, 7 Oktober 2013       



                                                  Kelompok 3










BAB I
PENDAHULUAN



A.    Rumusan masalah Masalah
masalah-masalah yang diidentifikasi adalah :
1.   Mahasiswa mampu mengidentifikasi paradigma asuhan kebidanan
2.   Pengertian asuhan kebidanan
3.   Macam-macam asuhan kebidanan

B.     Tujuan Pembuatan Makalah
Pengkajian ilmu-ilmu kebidanan dasar akan menambah wawasan  kepada setiap pembaca agar lebih mengenal serta lebih memahami apa yang dijelaskan dalam pembelajaran ilmu kebidanan dasar serta pembaca lebih memahami tentang paradigm asuhan kebidanan.

C.     Maksud Menganalisis Makalah
Pembuatan makalah tentang “Paradigma Asuhan Kebidanan” dimaksudkan agar para pembaca dapat memahami pengkajian ilmu-ilmu kebidanan dasar dan mempermudah mahasiswa untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang di paparkan dan dikembangkan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendahuluan
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

B.     Macam-macam asuhan kebidanan
v  Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi
Istilah pengendalian kehamilan, kontrasepsi dan kelurga berencana sering kali digunakan secara bergantian meskipun semua pernyataan ini tidak memiliki pengertian yang sama
a.       Istilah pengendalian kehamilan mengacu pada pengaturan jumlah anak yang dikandung atau yang lahir
b.      Kontrasepsi mengacu pada pencegahan kehamilan temporer yang dicapai lewat penggunaan kontrasepsi spesifik atau metode pengendalian kehamilan
c.       Keluarga berencana mengacu pada pertimbangan tambahan terhadap factor fisik, social, psikologis, ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus mempengaruhi keputusan keluarga dan menetapkan ukuran keluarga, jarak antar anak, dan pemilihan serta penggunaan meode pengendalian kehamilan.
Kemampuan untuk membantu wanita atau pasangan suami istri secara lebih efektif dalam keluarga berencana dapat meningkat atau terambat oleh perasaan dan sikap bidan terhadap hal-hal berikut karena keterkaitannya dengan keluarga berencan :
a.       Jenis kelamin,dan seksualitas
b.      Agama
c.       Ras atau etnik
d.      Status ekonomi
e.       Status pernikahan

Pemilihan metode kontrasepsi
sebelum menetapkan suatu metode kontrasepsi individu atau pasangan suami istri, mula-mula harus memutuskan  apakah mereka ingin menerapkan   program kelurga berencana, sejumlah factor dapat mempengaruhi putusan ini.
1.      Factor social budaya
2.      Factor pekerjaan dan ekonomi
3.      Factor keagamaan
4.      Factor hokum

5.         Factor fisik
6.         Factor hubungan
7.         Factor psikologis
8.         Status kesehatan saat ini dan riwayat genetic

Dalam menghadapi kontraindikasi dan riwayat genetic yang dapat mempengaruhi penilaian individu atau pasangan terhadap pemilihan metode kontrasepsi adalah sebagai berikut:
a.       Keinginan untuk mengendalikan kehamilan secara permanen atau sementara
b.      Efektivis metode yang digunakan
c.       Pengaruh media
d.      Efek samping dan pernyataan yang mungkin muncul tentang keamanan suatu metode
e.       Kemungkinan manfaat kesehatan yang dapat di peroleh dari setiap metode
f.       Kemampuan suatu metode untuk mencegah penyalur (HIV,Penyakit menular seksual, Kanker)
g.      Perkiraan lamanya penggunaan metode kontrasepsi
h.      Biaya
i.        Frekuensi hubungan seksual
j.        Jumlah pasangan seksual
k.      Factor social
l.        Factor keagamaan
m.    Factor psikologis
n.      Kemudahan dalam menggunakan metode tertentu


Efektivitas metode kontrasepsi
Penentuan efektivitas suatu metode kontrasepsi merukapan proses complex yang didasarkan pada perbandingan penurunan dengan kemungkinan konsepsi setiap bulan, karena tidak mungkin menentukan proporsi wanita yang akan mengalami kehamilan jika mereka tidak menggunakan metode kontrasepsi di bawah pengawasan yang sulit untuk mengukur efektivitas metode kontrasepsi secara langsung. Namun angka kegagalan / kemungkinannya dapat dihitung.
v  Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran
Stadium pertama persalinan
a.       Catat data dasar observasi  termasuk urinalisis.
b.      Observasi keadaan individual .
c.       Pantau denyut jantung janin ( DJJ) secara interniten .
d.      Dorong mobilisasi dan fasilitasi perubahan posisi.
e.       Makanan dan minum bebas.
f.       Kehadiran pendukung yang continue,seorang bidan terbukti menjadi analgesia yang afektif.
g.      Hindari batas wakatu yang kaku dalam persalinan.
h.      Kontraksi dan respon ibu ; apakah kuat,sering dan selama sejam yang lalu.
i.        Kemajuan dan desensus dapat diraba dari abdomen.
j.        Pemantauan garis ungu .
k.      Serviks, dilasi dan desensus.
                                   i.      Kala kedua persalinan
l.        Hindari batas waktu yang kaku bila semuanya baik
m.    Pengkajian kesehatan dan kemajuan maternal/janin
n.      Mengejan yang tidak terpimpin
o.      Mendorong postur tegak
p.      Memberikan kompres hangat atau dingin keparineum bila ibu menginginkan
q.      Menghindari episi otomi
r.        Kelahiran perlahan , lembut
s.       Kala ketiga persalinan
t.        Ibu seharusnya mengalami persalinan dan kelahiran yang secara fisiologis normal
u.      Kala ketiga fisiologis mencakup “ menunggu dengan waspada “ dan tidak melakukan apapun!
v.      Memantau kehilangan darah dan mengobservasi adanya tanda pelepasan plasenta
w.    Setelah itu, bantulah ibu untuk melahirkan plasenta tali pusat dapat diklem atau dipotong
v  Asuhan Kelahiran
1.      Mengenali tujuan anda dan menjaga kolega tetap mendapat informasi mengenai arah anda
2.      Jagalah peralatan selalu siap, dengan urutan  kerja dan obat serta cairan IU tidak karda luarsa
3.      Asuhan sesuai persalinan “normal”
4.      Hindari intervensi dengan potensi komplikasi, seperti  pecah ketuban artifisial
5.      Mundurlah , jangan mendominasi ruang pasangan ,biarkan ibu bersalin
6.      Diskusikan dan dokumentasikan setiap keperluan untuk pemindahan kerumah sakit bersama orang tua
7.      Mita bidan kedua hadir saat melahirkan
8.      Pada keadaan darurat hubungi ambulan paramedic, mereka dapat memberikan bantuan terampil, segera sesusilasi dan kanulasi, dan bisa setiap saat pergi bila tidak diperlukan. Berikan informasi kepada koordinator ruang bersalin bila ibu sedang dibawa ke rumah sakit.
v   Nifas
Masa nifas adalah masa (kira-kira 6 minggu)setelah kehamilan bayi, selama tubuh ibu beradaptasi ke keadaan sebelum hamil.
Bidan harus melalukan elevasi secara terus-menerus selama masa nifas.
1.      Memantau kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2
2.      Bidan boleh meninggalkan ibu setelah 2 jam pertama jika tidak terdapat tanda-tanda bahaya
3.      Asuhan masa nifas dirangkum dalam 2 sampai 6 jam ,  2 -6 hari, 2 – 6 minggu, namun waktu spesifik ini tidak diintrepretasikan secara kaku
Evaluasi secara terus menerus,meliputi :
1.      Meninjau ulang data
a.    Catatan inrapartum dan antepartum ( jika tidak diketahui atau merupakan kunjungan pertama )
b.   Jumlah jam atau hari postpartum
c.    Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya
d.   Catatan suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah postpartum
e.    Catatan hasil laboratorium
f.    Catatan pengobatan
2.      Mengkaji
·      Ambulasi
Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau mandiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi
·      Berkemih
Bagaimana frekuensinya, jumlah,apakah ada nyeri,atau dysuria
·      Defakasi
Bagaimana frekuensinya , jumlah, dan konsistensinya
·      Nafsu makan
Apa yang ia makan, seberapa sering, apakah ada rasa panas pada perut, mual dan muntah
·      Gangguan ketidak nyamanan atau nyeri
Lokasinya, kapan, ketika, tipe nyeri dan apa yang dapat mengurangi nyeri tersebut
·      Psitologis ibu
Bagaimana perhatian terhadap dirinya dan bayinya, perasaan terhadap persalinan
·      Istirahat dan tidur
Apakah ibu mengalami gangguan tidur, apakah ibu mengalami kelelahan
·      Menyusui
Bagaimana proses menyusui dikaitkan dengan dirinya dan bayi, apakah ada masalah atau pertanyaan (misalnya:waktu menyusui, posisi, rasa sakit pada punting atau pembekakan)
3.      Pemeriksaan fisik
·         Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan
·         Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembekakan atau lecet pada putting dan infeksi
·         Memeriksa abdomen, terdiri dari palpasi uterus (memastikan kontraksi baik) dan kandungan kemih
·         Memeriksa perineum
Bagaimana jumlah, warna,konsistensi, dan bau
·         Memeriksa kaki
Adakah varises, edema, tanda homan, refleks, nyeri tekan, dan kemerahan pada betisn
v  Asuhan bayi baru lahir esensial
·      Persalinan bersih dan aman
·      Memulai inisiasi pernafasan spontan
·      Stabilisasi temperatur tubuh bayi /menjaga agar bayi tetap hangat
·      Asi dini dan ekslusif
·      Pemecahan infeksi
·      Pemberian imunisasi

a.       Segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan tepat (0-30 detik )   buat DX untuk asuhan. Yang dinilai :
1)      Usaha nafas     bayi menangis keras ?
2)      Warna kulit
3)      Gerak aktif
b.      pertanyaan untuk menilai kondisi bayi
1)      Apakah air ketuban jernih ?
2)      Apakah bayi bernafas spontan  ?
3)      Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
4)      Apakah tonus atau kekuatan otot bayi cukup ?
5)      Apakah ini kehamilan cukup bulan? Bila jawaban ke -5 pertanyaan tersebut “ya”,lakukan asuhan BBL normal.
c.       Cara kehilangan panas tubuh
1)      Konduksi     kontak langsung bayi dengan permukaan yang dingin. Timbangan
2)      Evaporasi     penguapan (cara kehilangan panas utama pada bayi)
3)      Konveksi      bayi terpapar dengan udara sekitarnya yang lebih dingin
4)      Radiasi         bila bayi didekatkan dengan benda yang suhnya lebihi rendah dari suhu tubuh bayi
d.      Prinsip asuhan BBL Normal
1)      Cegah kehilangan panas berlebihan
2)      Bebaskan jalan nafas
3)      Rangsangan taktil
4)      Laktasi (dimulai dalam waktu 30 pertama)
e.       Cara menjaga bayi agar tetap hangat
1)   Meringankan bayi seluruhnya dengan selimut handuk hangat.
2)   Membungkus bayi, terutama bagian kepala dengan selimut hangat dan kering.
3)   Mengganti semua handuk/selimut basah.
4)   Bayi tetap terbungkus sewaktu di timbang.
5)   Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang di perlukannya saja untuk melakukan sesuatu prosedur, dan membungkusnya kembali dengan handuk dan selimut segera setelah prosedur tersebut selesai.
6) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi tersebut.
7) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi, untuk memperoleh lingkungan yang lebih hangat.
8) Memberikan bayi pada ibunya secepat mungkin.
9) Meletakkan bayi diatas perut ibu, sambil menyelimuti keduanya dengan selimut kering.
10Tidak dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.
f.   Pentingnya menjaga suhu badan pada BBL
1) Penurunannya suhu badan yang cepat pada BBL disebabkan karena ketidak mampuan bayi untuk menghasilkan panas yang cukup.
2) Setiap BBL memiliki system pengendalian suhu yang belum matang.
3) Bayi-bayi yang mengalami gawat dingin (cold stzessed) akan memerlukan oksigen yang lebih banyak, dan akan menghabiskan cadangan glikogenny   
g. Kondisi bayi untuk dapat d mandikan
·         Tidak boleh kurang dari 6 jam setelah bayi lahir
·         Pada saat suhu tubuh bayi berada di atas 36,5 c
·         Tidak asfiksia pada saat kelahiran
h. Perawatan optimal jalan nafas pada BBL
1)      Menbersihkan lender darah dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering /kasa
2)      Menjaga bayi tatap hangat
3)      Menggosok punggung bayi secara lrmbut
4)      Mengatur posisi bayi dengan benar yaitu letakkan bayi dalam posisi trlentang dengan dengan leher sedikit ekstensi di perut ibu

i. Sentuhan yang tidak di benarkan
·         menepuk pantat bayi
·         menekan dada
·         menekan kaki bayi ke bagian perutnya
·         membuka spincter anus
·         menggunakan bungkusan panas
·         meniupkan oksigen atau udara dingin dengan tubuh atau wajah bayi

j.Cara mempertahankan kebersihan untuk mencegah infeksi
·         mencuci tangan dengan air sabun
·         menggunakan sarung tangan
·         pakaian bayi harus birsih dan hangat
·         memekai  alat dan bahan yang steril pada saat memotong tali pusat
·         jangan mengoleskan apapun pada bagiaan tali pusat
·         hindari pembungkus tali pusat
·         Pencegah infeksi pada bayi

1)      setiap memberikan asuhan petugas harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudahnya
2)      peralatan satu bayi satu bila di pakai bersama sama harus di DDT/steril terlebih dahulu
3)      protilaksis untuk gangguan mata dengan pemberian salep/tetes mata
4)      l.Perawatan tali pusat  
Tali pusat cukup di bersihkan dengan air kemudian di keringkan dan di biarkan tanpa di beri apapun

m. Laktasi dini
·         merangsang produksi ASI
·         memperkuat refleks isap
·         mempromosikan hubungan emosional ibu dan bayi
·         memberikn kekebalan pasif segera melalui kolostrum
·         merangsang kontraksi uterus

n.Pedoman umum menyusui
1)segera susukan bayi (30 menit pertama)
2)berikan ASI secara eksklusif
3)berikan ASI sesuai keinginan bayi
4)posisi yang benar saat menyusui sangat menjamin kebersihan dalam menyusui

o.Tanda tanda bayi menempel dengan baik pada payudarah
·         dagu menyentuh payudarah ibu
·         mulut terbuka lebar
·         mulut bayi menutupi sebagian luas areola mammae
·         bibir bayi bagian bawah melengkung keluar
·         bayi menghisap dengan perlahan dan kuat kadang-kadang berhenti
·         tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan

p.Asfiksia
·         tahun 1995 kematian neonates 5 juta/tahun di sebabkan oleh asfiksia
·         >1 juta BBL perlu resusitrasi/tahun
·         kurang lebih 10% BBL memerlukan bantuan untuk memeulai pernafasan saat lahir
·         Dan <1% memerlukan resusitasi lengkap untuk kelangsungan hidupnya

4) di Indonesia 47% kematian neonates,setiap 5’ neonates meninggal di sebabkan
*BBLR(24%)
*TN
*Asfiksia
*Trauma lahir
*Kelainan konginetal

5)      90% BBL tanpa masalah

q.Penemuan oksige bayi
v  Ibu
Alveoli berisi cairan, pembuluh darah paru kontriksi,sehingga hampir semua darah dari jantung kanan tidak bisa masuk ke paru paru, dengan demikian hamper seluruh  darah melalui duktus arteriosus masuk ke aorta.

v  Bayi                                                                                                 
Setelah lahir bayi tidak lagi tergantung dengan plasenta,bayi sangat tergantung pada paru-paru sebagai sumber oksigen. Oleh karna itu beberapa saat lahir paru –paru terisi oksigen dan pembuluh darah di paru-paru berileksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk di edarkan ke seluruh tubuh. Perubahan besar pada system pernafasan bayi segerah setela lahir
a.       Cairan dalam alveoli di gantikan udara
b.      Arteri umbilikalis terjepit tahanan sirkulasi plasenta
c.       Terjadi peredaran darah sistemik
Tangisan pertama dan tarikan nafas dalam merupakan suatu mekanisme yang kuat untuk menyingkirkan cairan dari jalan nafas

v  Asfiksia
1.      Pengertian asfiksia
Keadaaan dimana bayi segera setelah lahir tidak bernafas secara spontan dan teratur.
2.      Penyebab asfiksia
o  Ibu :preeclampsia,ekslampsia , perdarahan anternal, partus lama, partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat, sirotinus.
o  Tali pusat : lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolapses talipusat
o  Keadaan bayi; premature ,persalinan sulit , gemalli kelainan konginetal, AK bercampur mekoniun 
3.      Gawat janin
o   Merupakan suatu reaksi ketika janin tidak meperoleh oksigen yang cukup
o   ciri-ciri gawat janin
o   frekuesi djj <120/>160x/menit
o   gerakan janin berkurang kurang 10x/hari)
o   AK bercampur meconium
4.cara mencegah gawat janin
o   gunakan partograf untuk mementau persalinan
o   atur posisi ibu saat persalinan
Identifikasi gawat janin dalam persalinan
o   periksa frekuensi DJJ setiap 30 menit kala 1,15 menit
o   periksa AK apa bercampur meconium
5.Penanganan gawat janin
         1.tingkat oksigenasi pada janin
o   ubah posisi ibu
o   beri cairan pada ibu oral maupun IV
o   beri oksigen 2-31/menit




         2.pantau DJJ
         Bila DJJ tetap tidak normal
o   rujuk
o   bila tidak mungkin merujuk siapkan pertolongan bayi asfiksia
o   persiapan resusitasi
o   persiapan keluarga
o   persiapan kurang lebih 4 resusitasi
o   persiapan alat resusitasi
o   persiapan diri
memutuskan apakah bayi perlu resusitasi yang di nilai adalah:
o   bila bayi belum lahir
o   air ketuban bercampur meconium ,setelah bayi lahir(nilai 3 tanda utama)
o   pernafasan
o   flek jantung
o   warna kulit
Nilai APGAR tidak digunakan memutuskan perlu tidaknya resusitasi dan tidak untuk penilaian selama pelaksanaan resusitasi.
Tindakan resustisasi
Penilaian awal                                       lahir
          

Bersih dari mekonium ?,bernafas atau menangis ?,toner otot baik ?warna kulit kemerahan ? cukup bulan ?
                                                                                                                                                                        
                     
                                                       Langkah awal (6 langkah )
Hangatkan ,atur posisi,isap lendir, keringkan dan rangsang taktil, atur kembal posisi, lakukan penilaian .
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara  kedalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
Langkah-langkah :
1) Pasang sungkup
2) Ventilasi  2 kali (rekanan 30 APN , 40 resusitasi)
3) Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
4) Setiap 30 detiki ventilasi, lakukan penilaian
5) Siapkan rujukan  bila bayi belum bernafas normal setelah 2 menit
6) Ventilasi dihentikan setelah 20 menit (bila tidak berhasil)
Resusitasi berhasil lakukan asuhan pasca resusitasi selama 2 jam
·         Letakkan bayi didada ibu ,selimuti kedua nya
·         Susu bayi sambil dibelai
·         Lakukan asuhan neonatal normal :
§  Beri vit.K 1 mg/hari selama 3hari (1 tab 5mg)
§  Beri salep /tetes mata
Tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi
§  Tarikan dinding dada dalam, nafas megap-megap frek <30x/> 60x /mnt
§  Pantau bayi berwarna pucat, biru,lemas
§  Jaga bayi tetap hangat dan kering
§  Tunda memandikan sampai dengan 6-24 jam
§  Kondisi memburuk rujuk
Rujuk bayi bila ada tanda (setelah resusitasi) :
·         frek nafas < 30x/>60x/menit
·         ada tarikan dinding dada
·         merintih , nafas megap-megap , nafas bunyi saat ekspirasi dan inspirasi
·         tubuh pucat / kebiruan
·         bayi lemas



jika rujuk catat
§  nama ibu, alamat, tanggal dan waktu bayi lahir
§  kondisi bayi :
o   gawat janin sebelumnya
o   AK mekonium
o   Tangisan bayi
o   Waktu memulai resusitasi
o   Langkah resusitasi yang dilakukan
o   Hasil resusitasi




DAFTAR PUSTAKA

Block,S.S (ed).Disinfection, sterilization and preservation.2nd ed, Lea and febiger ,philadelpia..1997.
Cantuaria AA. Profetional midwifery. Brit J Obstet,1997;84:865