Kamu selalu
mengajariku mengais ngais masa lalu
Memaksaku u/
kembali menyentuh kenangan
terdambar
dalam bayang” yang kau gurat secara sengaja
seakan akan
sosokmu nyata
menjelma
menjadi pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan
dalam
kenangan kau seret aku perlahan
menuju masa
yang harusnya aku lupakan
Hingga aku
kelelahan
Hingga aku
sadar , bahwa aku sedang di permainkan..
Apa dengan
melihat tangisku itu berarti bahagia buat mu
Apa dengan
menorehkan luka di hatiku berarti kemenangan bagimu
Siapa aku di
matamu , hingga begitu sulit kau
lepaskan aku dari jeratanmu
Apakah
boneka kecilmu ini dilarang u/ bahagia
Apakah wayang
yang sering kau mainkan ini di larang untuk
mencari kebebasan
Mengapa kau
selalu permainkan aku seperti permainan
Kapan kau
ajari aku kebebasan ,
ajari aku
caranya melupakan ,
meniadakan
segala kecemasan
Meniadakan
segala kenangan ,
nyatanya
derai air mataku hanya di sebabkan olehmu ,
Ajari aku
caranya melupakan,
sehingga aku
lupa caranya menangis,
sehingga aku
lupa caranya meratap,
karena ku
selalu kenal air mata,
aku hanya
ingin tertawa,
sehingga
hati aku mati rasa akan luka
Kamu selalu
mengajariku mengais ngais masa lalu
Memaksaku u/
kembali menyentuh kenangan
terdambar
dalam bayang” yang kau gurat secara sengaja
seakan akan
sosokmu nyata
menjelma
menjadi pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan
dalam
kenangan kau seret aku perlahan
menuju masa
yang harusnya aku lupakan
Hingga aku
kelelahan
Hingga aku
sadar , bahwa aku sedang di permainkan..
Inikah
caramu menyakitiku , inikah caramu mencabik-cabik perasaanku,
Apa dengan
melihat tangisku itu berarti bahagia buat mu
Apa dengan
menorehkan luka di hatiku berarti kemenangan bagimu
Siapa aku di
matamu , hingga begitu sulit kau
lepaskan aku dari jeratanmu
Apakah
boneka kecilmu ini dilarang u/ bahagia
Apakah wayang
yang sering kau mainkan ini di larang untuk
mencari kebebasan
Mengapa kau
selalu permainkan aku seperti permainan
Kapan kau
ajari aku kebebasan ,
ajari aku
caranya melupakan ,
meniadakan
segala kecemasan
Meniadakan
segala kenangan ,
nyatanya
derai air mataku hanya di sebabkan olehmu ,
Ajari aku
caranya melupakan,
sehingga aku
lupa caranya menangis,
sehingga aku
lupa caranya meratap,
karena ku
selalu kenal air mata,
aku hanya
ingin tertawa,
sehingga
hati aku mati rasa akan luka
(dutip dari musikalisasi puisi desitasari)
0 komentar:
Posting Komentar